“Rumah bukan sekadar bangunan. Rumah adalah tempat di mana kamu merasa diterima, meski kamu sendiri belum tahu siapa dirimu sebenarnya.”
Pertama kali saya mengenal kisah Rumah untuk Alie ini adalah dari sebuah buku karangan Lenn Liu di tahun 2024 yang lalu. Duh saat membaca bukunya saja udah sedih banget dan manakala saya melihat buku ini diangkat ke layar lebar fix deeh saya harus nonton. Saya penasaran bagaimana merasakan aroma-aroma kesedihan cerita Rumah Untuk Allie versi layar lebar. Dalam artikel ini kamu bisa membaca review film Rumah Untuk Alie versi saya tentunya. Semoga bermanfaat yaa.
Film Yang Diangkat Dari Buku
Rumah Untuk Alie adalah sebuah film yang diangkat dari buku cerita fiksi dengan judul yang sama.
Buku karangan Lenn Liu ini juga merupakan adaptasi dari AU K-Pop (Alternate Universe K-Pop) Apa sih AU KPOP ini? Au KPOP adalah jenis cerita fiksi (biasanya fanfiction) yang menggunakan idol atau grup K-Pop sebagai karakter utama, tapi mereka ditempatkan dalam latar atau kehidupan yang berbeda dari kenyataan mereka sebagai idol. Lenn Liu memang penulis yang kerap membagikan konten tulisannya di aplikasi Tiktok dengan konsep cerita AU ini.
Info Detail Film
Buku karangan Lenn Liu ini di alih wahana oleh rumah produksi Falcon Pictures tahun 2025. Rumah untuk Alie masuk ke dalam kategori film drama Indonesia. Rumah untuk Alie versi film ini disutradarai oleh Herwin Novianto dan dibintangi oleh Anantya Kirana, Rizky Hanggono, dan Dito Darmawan.
FIlm Rumah untuk Alie tayang perdana di bioskop pada tanggal 17 April 2025. Saya sendiri baru menonton filmnya tanggal 19 April yang baru lalu sambil mengisi malam minggu. Film Rumah untuk Alie berdurasi 95 menit pas laah kalau buat waktu tontonan. Para pemain lengkap film Rumah untuk Alie ada di detail film ini yaa.
Sinopsis Film Rumah untuk Alie
Awal penayangan sudah berasa sedih-sedihnya niih. Flashback kisah mengapa Alie dibenci oleh ayah dan semua kakaknya. Oh ternyata, Ayahnya ini menikah dua kali. Pernikahan pertama memiliki 3 anak laki-laki. Istrinya ini seorang wartawan dan tewas saat meliput berita di daerah konflik.
Selanjutnya sang ayah ini menikah dengan baby sitter ketiga anaknya. Dari pernikahan keduanya ini mereka memiliki anak perempuan namanya Alie Ishala Samatha. Sebuah nama yang sangat cantik tapi ternyata nasibnya tidak secantik namanya.
Alie ini sangat disayang oleh ibunya hingga menimbulkan kecemburuan 3 kayak tirinya. Sang ibu tewas dalam sebuah kecelakaan karena tidak fokus saat menyetir. Alie minta sang ibu memperhatikan video live yang sedang dibuatnya sehingga menyebabkan ibunya tidak fokus dan braaaak tabrakan pun terjadi.
Sejak saat itu Alie tidak lagi mendapatkan kebahagiaan. Berbagai kekerasan, cacian,hinaan menimpanya bukan hanya oleh kayak-kakaknya tapi juga ayahnya benci juga pada Alie. . Bukan hanya di rumah tapi di sekolah juga Alie menjadi korban kekerasan dan bully teman-temannya. Namun, diantara 3 kakaknya ada 1 yang menaruh iba dan membelanya dan 2 sahabatnya di sekolah juga ada yang membela dan membantu Alie menghadapi penderitaan yang diterimanya.
Baca Juga: KDRT pada film Bolehkah Sekali Saja kumenangis
Pesan Apa Yang Bisa Diambil? Review Film Rumah Untuk Alie
Menyalahkan Takdir Di Balik Ketidakberdayaan
Manusia itu memiliki takdirnya masing-masing. Apa sih yang mesti kamu lakukan saat sebuah kejadian menimpa hidupmu? Hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah terima, penerimaan dalam diri atas semua yang terjadi begitu penting untuk mendamaikan hati. Jadi ingat pada satu buku yang pernah saya baca judulnya Aku memilih bahagia. Dalam buku itu disebutkan bahwa hidup itu seperti pensil. Pemilik pensil adalah Tuhan, jadi Tuhan lah yang berkuasa atas diri kamu.
Sepertinya semua kakak dan ayah Alie abai terhadap hal ini. Mereka sibuk menyalahkan Alie dan terpuruk pada nasib buruk. Padahal musibah itu datang untuk menguatkan dan memperbaiki diri. Iya sih memang ibunya Alie meninggal karena sebab Alie tapi kalau mau ditarik lebih ke belakang lagi, memangnya siapa yang menginginkan semua ini kalau bukan karena kehendak Allah ? Alie tentu saja tidak ingin kejadian ini menimpa keluarganya.
KDRT Penyebab Trauma
Kekerasan yang diterima Alie menjadi penyebab utama trauma yang berkepanjangan. Sikap kejam ayah, kakak-kakak dan bullying temannya di sekolah memberi luka yang dalam di jiwa. Akhirnya Alie merasakan ketakutan luar biasa saat berada di rumah. Alie tidak punya tempat bercerita di rumah akhirnya dia pergi ke makam ibunya, disanalah dia bisa leluasa menceritakan keluh kesah kesedihannya.
Makna Rumah Dalam Hidup
Rumah tidak memiliki makna bagi Alie, baginya rumah bukan tempat cinta bertumbuh sejak ibunya meninggal dunia. Rumah baginya adalah sebuah ketakutan dan memberi kecemasan. Rumah adalah tempat penyiksaan dan perundungan yang tidak ada ujungnya. Badan kecilnya semakin ringkih menerima beban berat kehidupan.
Satu kakaknya bersimpati kepada Alie, namun apalah artinya 1 banding 3 yaa kalah-kalah juga. Sang kakak tetap memilih menyembunyikan identitasnya sebagai kakak Alie. Meskipun pada akhirnya bocor juga informasi tersebut.
Penerimaan Itu Menumbuhkan Cinta
Bagaimana seseorang akhirnya bisa menumbuhkan cinta selain dengan penerimaan? Menerima segala keadaan dan kondisi yang ada merupakan sebab tumbuhnya cinta dan kasih sayang. Meskipun saya sebenarnya merasa gemes juga gitu, kenapa sih mesti menunggu sebuah kesakitan dan musibah terlebih dahulu baru deh tersadarkan.
Ketabahan Luar Biasa
Alie memberikan pelajaran kepada saya dan mungkin juga kamu yang menonton filmnya, untuk sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Meskipun ada juga sisi-sisi rapuhnya tapi tetap saja dia jalani hari demi hari dengan penuh perjuangan. Saya koq sedih yaa pas dia berlari dari rumah ke sekolah sedangkan ketiga kakaknya naik mobil pergi ke sekolahnya. Benar-benar keterlaluan deh. Tapi Alie tetap tegar.
Baca juga: Sepasang Sepatu Tua
Kebaikan Bagai Oase Di Tengah Padang Pasir
Teman Alie yang memberi pembelaan kepadanya dalam kondisi apapun bagi Alie bagaikan sebuah oase di tengah padang pasir. Kehausan akan kasih sayang dan cinta kasih tersirami oleh kebaikan 2 sahabat Alie. Sempat diantar pulang beberapa kali oleh sahabat laki-lakinya Alie bahagia bisa memiliki teman. Meski Pada akhirnya sang ayah mengamuk menuduhnya yang bukan-bukan dan berujung Alie disiksa lagii…ah kesel deh kenapa yaa dia disiksa terus…
Kesan Menonton
Film Rumah Untuk Alie ini runutan kisahnya hanya seputar siksaan dan siksaan dari awal hingga akhir cerita. Meskipun sebab siksaan tersebut berbeda-beda namun semua berujung pada kekerasan yang menimpa Alie. Kalau menurut saya buat apa ya kakaknya banyak-banyak sampai 3 kalau semua karakternya hanya untuk menindas dan menyiksa Alie, sudah saja 1 tidak usah banyak banyak. Jadi semacam pemborosan pemeran jadinya.
Pesan nilai moral yang bisa diambil setelah menonton film ini adalah jangan mudah menyerah, bersabar dalam menghadapi ujian, jangan menyalahkan takdir dan perlunya kasih sayang dalam keluarga.
Di akhir cerita menurut saya menggantung deh, jadi Alie itu mati atau tidak? Tetap hidup atau tidak? Hanya ditampakkan bunuh diri menabrakkan diri ke mobil tapi terus ada di rumah sakit seperti bangun dari mimpi. Apakah kisah hidupnya masih sedih atau bahagia? Entahlah simpulkan sendiri yaa oleh pemirsa..
Penutup
Film ini termasuk pada film yang banyak mengandung kekerasan. Menurut saya sih terlalu vulgar jika ditonton oleh anak-anak karena mereka akan melihat berbagai adegan kekerasan. Hendaknya didampingi oleh orang tua saat menonton film ini. Namun, secara keseluruhan film ini sukses membuat saya menangis tersedu-sedu karena sedih melihat Alie disiksa-siksa terus.