Perjalanan Sebatang Kretek Dalam Balutan Kisah Cinta Dua Generasi

Reviw Novel Gadis Kretek

Review Novel Gadis Kretek

Review novel Gadis Kretek akan tersaji dalam tulisan ini. Buku yang membuat saya jatuh cinta berkali-kali. Jatuh cinta pada alurnya, jatuh cinta pada cerita yang mengalir, jatuh cinta pada latar sejarah yang tercipta dengan begitu lengkap dan jatuh cinta pada karakter tokoh yang ada di dalamnya. Selama saya membaca buku Gadis Kretek ini imajinasi dan pikiran saya pindah ke waktu Indonesia bagian zaman penjajahan Belanda dan Jepang.

Dalam  review novel Gadis Kretek ini saya akan membedah buku Gadis Kretek dari apa yang bisa saya tangkap setelah membaca bukunya. Happy Reading yaaa sahabat semuanya.

Perjalanan Sebatang Kretek dalam Balutan Kisah Cinta Dua Generasi

Ada beberapa kisah perjalanan cinta yang akan saya kupas dalam review novel Gadis Kretek ini. Di awal kisah terhampar cerita perjuangan Idroes Moeria mengejar Roemaisa seorang gadis cantik anak sang juru tulis. Soedjagat pun tak kalah semangat mengejar Roemaisa.

Kisah perjuangan mereka dalam mendapatkan hati sang gadis pujaan layak diacungi jempol. Memang lah begitu seharusnya seorang laki-laki jika ingin mendapatkan sesuatu maka harus ada pengorbanan dan semangat juang tinggi. Review novel gadis Kretek ini akan mencoba mengupas kisah romansa yang ada di dalamnya.

Meskipun pada akhirnya salah satu dari mereka harus tunduk pada satu kata bahwa cinta tidak harus memiliki. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “laki-laki hanya jatuh cinta sekali dalam hidup mereka, dan selebihnya mereka hanya menjalani hidup” saya rasa kalimat ini benar-benar pas disematkan kepada Soedjagat yang mencintai Roemaisa sepanjang hidupnya. Meskipun dia menikah, mempunyai anak serta menghabiskan hidupnya bersama istrinya. Begitulah cinta, begitu kuat pesonanya, menarik, memikat sepanjang hayat.

Kisah romansa babak kedua terjadi di kisah Gadis Kretek ini. Dasiyah atau akrab dipanggil Jeng Yah, anak Idroes Moeria harus menjalani kisah cinta segitiga bersama Soeraja dan Purwanti. Kalian tahu siapa Purwanti? Dia adalah anak gadis Soedjagat. Ah benar-benar deh dunia ini sempit sekali. Mengapa arus putaran kisah cinta segitiga ini kembali menjerat dua keluarga tersebut? Hehe…ya disinilah serunya…..

Di kisah cinta generasi kedua ini, Idroes Moeria harus mengalah karena Soeraja memilih Purwanti bukan Dasiyah. Kali ini dia kalah, tidak seperti pertarungan pertama dimana dia menang dari Soedjagat. Kali ini dia harus mengakui kekalahannya, Soedjagat berhasil tersenyum senang karena anaknya memenangkan pertarungan cinta dan Dasiyah hanya bisa menangis sedih.

Hidup ini semuanya dipergilirkan. Suka, duka, kalah, menang pasti akan dirasakan oleh setiap jiwa manusia. Tapi…tapi yaaa…balik lagi ke ungkapan”laki-laki hanya jatuh cinta sekali dalam hidup mereka, dan selebihnya mereka hanya menjalani hidup”. Soeraja pun harus mengalami hal ini.

Meskipun hidupnya dihabiskan bersama Purwanti namun Dasiyah atau Jeng Yah adalah wanita yang bertahta di hatinya. Meskipun di akhir cerita saya meragukan ketulusan cintanya pada Dasiyah.

Dasiyah akhirnya menikah dengan lelaki lain bernama Sugeng. Namun, sayang nasib berkata lain Jeng Yah meninggal saat melahirkan bayinya. Dia meninggalkan seorang anak yang bernama Arum dan dia diasuh oleh sang adik Rukayah. Tidak diceritakan dalam buku ini kemana suami Dasiyah pergi.

Perempuan-Perempuan Dengan Sepenuh Cinta dan Penguat Jiwa

Dalam salah satu kajian psikologi yang saya pelajari menyatakan bahwa laki-laki itu hati dan perasaannya terpisah. Sedangkan perempuan, hati dan perasaannya menyatu. Sehingga dari kenyataan ini kita dapati bahwa laki-laki lebih mengedepankan logika dan perempuan tak bisa membedakan antara logika dan rasa. Perempuan cenderung mengedepankan emosinya.

Kita lihat bagaimana Roemaisa teguh hati menanti Idroes Moeria meskipun mati-matian Soedjagat mencoba menubruk-nubruk hatinya. Cintanya teguh tak tergoyahkan menanti suaminya kembali.


Begitupun dengan Dasiyah, dia menanti Soeraja kembali dengan penuh harap. Tidak pernah dia membagi hatinya untuk yang lain. Jeng Yah lebih memilih fokus membesarkan pabrik kretek gadis miliknya. Sambil menanti Soeraja kembali.

Roemaisa, Dasiyah, Purwanti, Rukayah adalah simbol sosok perempuan pejuang tangguh dan pendamping setia.

Perseteruan Tiada Akhir Turun Temurun

Perjalanan kisah kretek dalam buku Gadis Kretek ini adalah kisah inti dari keseluruhan cerita. Mengapa demikian? Sebab memang dari perjalanan jatuh bangunnya pabrik-pabrik kretek tersebut semua kisah terbangun dalam novel ini.

• Klobot Djojobojo : Idroes Moeria
Kegigihan Idroes Moeria dalam membuktikan cintanya pada Roemaisa terpampang jelas dalam kisah perjalanan Klobot Djojoboyo. Klobot Djojoboyo menjadi saksi perjalanan Idroes Moeria membuktikan dirinya adalah lelaki sejati. Klobot Djojoboyo adalah sebuah pembuktian cinta.

• Rokok kretek Proklamasi Vs Kretek Merdeka
Saya kan sudah bilang betapa Soedjagat mencintai Roemaisa. Cintanya cinta buta, cinta mati hehehe. Namun, akibat cinta tak sampai itu akhirnya menumbuhkan dendam kesumat sehingga apapun yang dibuat oleh Idroes Moeria akan di duplikat dan disaingi habis habisan oleh Soedjagat.

Rokok Kretek Proklamasi adalah salah satu wujud balas dendam Soedjagat karena cinta tak sampainya. Rokok Kretek Proklamasi adalah sahutan dendam kesumat terhadap rokok kretek Merdeka besutan Idroes Moeria, warna papier merah.

• Kretek Garwo Kulo Vs Kretek Gadis
Persaingan belum selesai, saat Idroes Moeria meluncurkan Kretek Gadis dengan saus Istimewa racikan Jeng Yah nama panggilan Dasiyah, serta merta Soedjagat membuat saingannya yaitu dengan membuat Kretek Garwo Gadis. Mau sampai kapan persaingan ini selesai?

• Kretek Bukit Kelapa bermetamorfosis menjadi Kretek Arit Merah
Keinginan kuat Soeraja untuk mendirikan pabrik kretek sendiri mempunyai kisah yang menjadi titik balik kisah cinta Soeraja dan Dasiyah.

Berawal dari Kretek Bukit Kelapa yang perkembangannya kurang memuaskan akhirnya Soeraja mencari pemodal untuk mengembangkan pabrik kreteknya. Akhirnya dia bertemu dengan aktivis PKI yang memberikan modal namun dengan syarat Soeraja harus merubah nama kreteknya menjadi Kretek Arit Merah dengan logo paku dan arit di dalamnya.

Daan..Buuuum….pecah pemberontakan G30S PKI yang memporakporandakan kehidupan keluarga Dasiyah dari segala sisi kehidupan.

Sejak saat itu, Idroes Moeria dan Dasiyah berhenti memproduksi kretek untuk beberapa waktu. Dan saat kembali berproduksi pun tidak semaju sebelumnya. Kalau menurut saya akhir perjalanan Kretek Gadis adalah salah satu Plot Twist cerita. Saya pikir Kretek gadis akan menjadi besar karena menjadi fokus cerita utama. Ternyata tidak

Simbiosis Mutualisma Yang Mengalahkan Kesucian Cinta

Kalau boleh saya mengatakan bahwa orang paling tidak tahu berterima kasih dalam buku ini adalah Soeraja. Dia memilih meninggalkan Dasiyah dan menikahi Purwanti meskipun cintanya masih melengket kuat pada Jeng Yah. Berada di keluarga Soedjagat membuat Soeraja merasa aman dan terlindungi dari ancaman penjara.

Pengkhianatan kedua adalah saat Soeraja berkongsi dengan Soedjagat meleburkan kedua namanya menjadi satu merk kretek baru yaitu Kretek Djagad Raja. Pengkongsian dua manusia ini dilatarbelakangi dua hal yaitu Soedjagad punya modal dan Soeraja punya resep bagaimana membuat saus yang enak resep dari Jeng Yah. KLOP laah….Sebuah plot twist yang sempurna kalau menurut saya.

Itulah mengapa di awal tulisan saya mengatakan bahwa meskipun di akhir cerita saya meragukan ketulusan cintanya pada Dasiyah. Karena pada akhirnya Sodjagat memilih Purwanti demi keselamatan dan kesejahteraan dirinya sendiri.

Keturunan Soeraja Mencari Jeng Yah

Dalam buku Gadis Kretek ini bercerita juga tentang ketiga anak Soeraja atau cucunya Soedjagat yang mencari Jeng Yah. Lebas, Tegar dan Karim berkelana ke kota Kudus hingga kota M dalam rangka mencari Jeng Yah. Namun ternyata Jeng Yah sudah meninggal. Mereka hanya bertemu Arum anak Jeng Yah.


Intip-Intip Unsur lain Dalam Bukunya Yuu


Sampul depan dengan tegas dan lugas memperlihatkan seorang perempuan sedang memegang rokok. Ya sesuai dengan judul novelnya yaitu Gadis Kretek.
Di sampul dalam novel sebelum masuk ke bab demi bab cerita Gadis Kretek ada Disclaimer yang penting sebagai pengingat bahwa merokok itu berbahaya. Sebuah himbauan yang baik dan menarik.
Novel ini tidak direkomendasikan dibaca oleh anak-anak di bawah umur.  Di sampul belakangnya  ditulis novel ini untuk 21+. 

Alur yang maju mundur membuat pembaca harus lebih berkonsentrasi. Namun dari keseluruhan cerita lebih banyak mengupas cerita di masa lalu daripada kisah petualangan lebas dan kedua kakaknya.
Seting cerita dalam Gadis Kretek ini adalah latar waktu zaman penjajahan dan zaman Jepang sehingga nuansanya benar-benar menghadirkan nuansa masa lalu. Budaya Jawa yang terangkat dalam kehidupan sehar-hari Idroes Moeria dan Roemaisa.
Terakhir saya bisa menyimpulkan bahwa dalam buku ini ada aroma persaingan, kisah cinta, kesetiaan namun juga sekaligus pengkhianatan.

Tokoh dalam novel Gadis Kretek:


Pa Trisno = orang yang berjasa mengajari Idroes Muria membaca
Juru tulis + istrinya = mempunyai anak Roemaisa
Idroes Moeria + Roemaisa = mempunyai anak Dasiyah dan Rukayah tinggal di kota M
Soedjagat + wanita madura =mempunyai anak Purwanti dan 4 anak lainnya
Dasiyah + Soeraja = tidak jadi nikah karena Soeraja terjebak oleh PKI

Dasiyah+Sugeng = Mempunyai anak Arum diasuh oleh Rukayah
Purwanti + Soeraja = jadi menikah karena Sodjagat melindungi Soeraja di kota Kudus.

Detail Buku:

Judul: Gadis Kretek
Pengarang: Ratih Kumala
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2022
Deskripsi Fisik: 275p;cet6;20,5cm
ISBN: 9789792281415
Harga: Rp.75.000

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *