Disiplin Diri Pada Komitmen Itu Penting Lho: Review Film Home Sweet Loan

Setelah tuntas membaca bukunya beberapa waktu lalu, akhirnya novel Home Sweet Loan tayang di bioskop. Akan tetapi karena tidak sempat terus pergi ke bioskopnya jadi keburu abis deh masa tayangnya. Saya sempet nyesel sih kenapa gak sempat nonton yaa jadi aja terlewat, tapi ternyata sekarang sudah tayang di netflix jadi langsung deh cuzz saya nonton filmnya.  Sebelumnya saya pernah menulis review novel karya Almira Bastari, kali ini saya akan mereview sebuah film yang diangkat dari novel karya Almira yang lainnya. 

Empat manusia pekerja ibukota ini memang benar-benar memiliki ikatan persahabatan yang kuat. Bukan hanya bersama dalam suka namun juga mereka saling berpegang erat bahu membahu membantu manakala ada yang sedang mengalami masa-masa sulit. Mereka adalah Kaluna, Danan, Kamamiya dan Tanisha. 

Persahabatan mereka teruji saat Kaluna sedang kesulitan mencari rumah idamannya. Ketiga sahabatnya mengantar dan ikut mencari rumah untuk Kaluna. Sampai pada akhirnya Kaluna menemukan rumah impiannya. Tidak hanya Kaluna yang dibersamai, saat Tanisha, Kamamiya dan Danan memiliki masalah pun mereka saling membantu. Keren banget yaa persahaban diantara mereka.

Kaluna memiliki seorang kekasih bernama Hansa, yang berasal dari strata sosial tinggi. Hal ini menimbulkan kesenjangan antara Kaluna dan keluarga kekasihnya, Sikap Kaluna yang bertahan untuk berhemat dan menabung didefinisikan sebagai sikap pelit dan tak mau menyesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini. Kaluna dianggap ketinggalan zaman. Cinta mereka pun kandas. Yaa gimana gak kandas orang Kekasihnya itu gak pernah mau menghargai Kaluna dan lebih membela ibunya, meskipun sebenarnya kekasihnya itu sangat mencintai Kaluna tapi dia lemah dan tidak punya ketegasan. Syarat calon suami dalam diri Hansa yang didambakan Kaluna jauh panggang dari api. Mereka pun putus.

Dari film ini saya banyak diingatkan bahwa butuh komitmen dan disiplin agar bisa mewujudkan cita-cita yang diinginkan. Kaluna rajin dan disiplin menabung demi menggapai cita-citanya memiliki sebuah rumah. Memiliki rumah sendiri adalah impian Kaluna. Saya melihat kaluna adalah sosok yang tidak pantang menyerah dengan keadaan. Meskipun gajinya tidak setinggi langit, namun berkat kepandaiannya mengatur keuangan dia bisa menyisihkan uang gajinya untuk ditabung.

Kaluna bahkan sampai membuat sebuah file spreadsheet khusus untuk memantau jumlah tabungannya. Sampai-sampai Danan tertarik untuk memiliki filenya. Kaluna pun rajin mengecek di sebuah aplikasi yang terinstal pada gawainya berapa cicilan rumah yang pas untuk setara gajinya. Kaluna adalah sosok yang rapi dan tertib dalam segala hal termasuk di pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. 

Hidup dan tinggal bersama ayah ibunya sebetulnya masih wajar saja kalau menurut saya karena Kaluna kan memang belum menikah.Seorang yang belum menikah apalagi perempuan masih menjadi tanggung jawab orang tuanya kan.Seharusnya rumah adalah tempat ternyaman. Kaluna sebenarnya sayang sekali pada ayah dan ibunya tapi ada sesuatu yang membuatnya tidak betah disana.

Dia merasakan tinggal di rumah orang tuanya seperti neraka karena ada kakaknya yang juga tinggal di rumah tersebut. Kakak yang tidak pernah mau berusaha untuk punya rumah sendiri. Kakak yang bisanya hanya menyusahkan orang tua. Kaluna benci dengan semua kondisi yang ada di rumah tersebut. Hingga akhirnya Kaluna mantap memutuskan untuk membeli rumah dari hasil tabungannya.

Apalagi setelah ada sebuah kejadian yang benar-benar menghabiskan kesabaran Kaluna, akhirnya dia pun angkat kaki dari rumah orang tuanya dan memilih menumpang di apartemennya Danan yang kosong tidak terisi.Sebagai sahabat Danan dengan senang hati mempersilahkan Kaluna menempati apartemennya. 

Setelah berkelana dari satu agen properti ke agen properti lainnya. Menyusuri jalan dan berbagai daerah melihat serta survei rumah demi rumah yang akan dijual akhirnya Kaluna menemukan rumah idamannya. Tentu saja petualangan mencari rumah ini ditemani oleh ketiga sahabatnya yang selalu setia menyertainya. 

Meski akhirnya cita-cita tersebut harus Kaluna kubur kembali padahal pihak bank sudah menyetujui ajuan KPR nya. Dasar Kaluna itu memang aslinya anak yang baik dan sayang sama orang tuanya. Kaluna memutuskan tidak jadi membeli rumah dan memberikan uang tabungannya untuk ayahnya membeli rumah. Rumah ayahnya menjadi jaminan hutang kakak laki-lakinya sehingga harus dikosongkan. Tak ada pilihan lain Kaluna hadir menyelamatkan ayah dan ibunya.

Namun, ayahnya tetap meminta agar Kaluna membeli rumah sehingga akhirnya dia pun mengajukan kembali KPR dan di approve oleh pihak bank. Akhirnya cita-cita Kaluna untuk memiliki rumah tercapai.

Kaluna berhasil memiliki sebuah rumah. Terus, bagaimana dengan nasib cinta Kaluna? Kemana hatinya akan dia labuhkan? Hati siapa yang akan dia jadikan rumah bagi cinta dan harapannya? Hehehe…yuu nonton filmnya yuuu

Heni Hikmayani Fauzia

Berbagi Informasi seputar buku dari berbagai subjek

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *